Selamat datang di blog membangun peradaban. silahkan tulis kritik dan saran

Pages

Minggu, 03 Juni 2012

Yesus Al-Masih V.S Muhammad S.A.W.


Yesus Al-Masih V.S Muhammad S.A.W.
Warsito, S.Pd., M.P.I.
Warna kegamaan di dunia saat ini didominasi dua nama besar yaitu Kristen dan Islam. Kelahiran agama Islam di alam ini dibidani oleh manusia terbaik sepanjang masa ‘Muhammad SAW’. “….. Ahli filsafat, ahli pidato, rasul, pemimpin Negara, pejuang, pencetus ide-ide, penemu keyakinan yang rasional, penemu 20 kekaisaran di bumi dan menjadikannya menjadi satu kekaisaran spiritual, dia adalah Muhammad. Berdasarkan semua standar kebesaran dan kejayaan yang bisa diukur, kita bisa bertanya, apakah ada orang lain yang lebih besar dari beliau?” itulah pendapat penulis sejarah Perancis Lamartine tentang Nabi Muhammad S.A.W. (Lamartine dalam Aahmad Deedat, The Choice, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2000, cet ke-4, hal 156.) Sedang kelahiran Kristen tidak bisa dipisahkan dari keahlian tokoh Yahudi Paulus. Kenapa bukan Yesus? Keberadaan agama Kristen muncul berkat kegigihan Paulus yang menyebarkan ajaran Yesus setelah kematiannya di tiang salip, sedangkan Yesus sendiri semasa hidupnya tidak pernah beranggapan bahwa ia untuk semua manusia di luar Yahudi. Inilah perkataan Abba Eban dalam bukunya Sejarah Singkat Umat Yahudi. Meskipun kelahiran Kristen berkat usaha Paulus, tetapi dalam tulisan ini, penulis lebih mengangkat tokoh utama dalam kedua ajaran ini yaitu Yesus Al-Masih versi Muhammad S.A.W.
Siapa Penyelamat Semesta Alam?
Konsep penyelamat semesta alam tentunya berhubungan konsep ajaran yang lurus dan menyeluruh untuk semesta Alam. Yesus sebagaimana dikatakan Abba Eban tidak pernah beranggapan bahwa keberadaan dirinya untuk menyelamatkan manusia semua, tetapi ia hanya pelengkap nabi-nabi keturunan Yahudi sebelumnya dan bertugas mengajari umat Yahudi dan bukan selainnya. Pendapat Abba ini sesuai dengan Injil Matius (7:6) “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” Dalam kisah seorang perempuan yang memohon bimbingan Yesus, Yesus menegaskan bahwa ia hanya untuk Bangsa Yahudi. Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Injil Matius (15:24).
Konsep penyelamat seluruh manusia nampak lengkap tertuju pada nabi Muhammad S.A.W. Dalam surat Al-Anbiya’ ayat 107, Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad S.A.W. diutus tidak hanya sebatas kaum Arab melainkan ke seluruh alam. “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” Dalam kehidupan Nabi sendiri, beberapa sahabat beliau berasal dari bangsa yang lain. Bilal dari Abbasia, Salman dari Iran, dan Abdullah bin Salaam berasal dari kaum Yahudi. Tujuan pengutusan Nabi untuk semesta alam juga nampak pada usaha beliau yang mengirim surat ke lima Negara tetangga supaya menerima Islam.
1.      Kaisar Iran
2.      Raja Mesir
3.      Negus Abbasia
4.      Kaisar Heraclius
5.      Raja Yaman
Pemaaf
Seperti sudah menjadi jargon Kristen bahwa bahwa Yesus pembawa kedamaian dan maha pemaaaf. Perhatikan Injil Lukas 23:34 yang mengangkat kisah penyalipan Yesus. Betapa ia maha pemaaf yang masih memaafkan orang-orang yang menyalipnya. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Inilah dalil umat Kristen untuk menyatakan bahwa Kristen agama pemaaf. Berbalik dengan umat Kristen, Syaikh Ahmad Deedat melihat ada keganjilan dalam jargon ini. Ia mengatakan bahwa dari empat penulis resmi Al-kitab hanya Lukas (Matius, Markus, dan Yohanes) yang menulis kisah ini padahal ia bukanlah salah satu dari dua belas murid terpilih Yesus. Tidak hanya itu, ia menambahkan bukti keganjilan itu dengan mengatakan bahwa Injil revisi dari Revised Standard Version dan Injil versi King James (yang diterbitkan oleh Thomas Nelson Publisher tahun 1984), dikatakan bahwa kata-kata dalam Lukas tersebut bukanlah original teks dari catatan Lukas.
Kalau injil Lukas 23:34 itu shohih, maka pemaaf karena ia tidak bisa melakukan perlawanan ketika berada di tangan musuh tidak memiliki nilai maaf yang tinggi. Sekarang perhatikan kisah fatkhu Makkah dimana pasukan Islam dengan senjata lengkap masuk dari dua arah. Khalid bin Walid masuk dari sayap kanan melewati dataran rendah sedang Zubair bin Awwam masuk melalui sayap kiri melewati dataran tinggi. Setelah memasuki kota Mekah dan memasuki Ka’bah kemudian beliau mengatakan perkataan yang menunjukkan kwalitas diri “Kukatakan kepada kalian seperti yang dikatakan Yusus kepada saudara-saudaranya, ‘pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian’. Pergilah, karena kalian orang-orang yang bebas.” Demikian perkataan rosul dihadapan orang-orang yang dulu menyakiti, menghina, menfitnah, menghalangi dakwah Islam sementara kesempatan membalas dendam terbuka lebar. (Shofiyur Rohman Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Jakarta Timur: Pustaka Al-kautsar, 1999, cet ke-7, hal. 532)
Sebagai penutup tulisan singkat ini, perlu saya angkat pendapat Lules Masserman tentang Nabi Muhammad alihi salam dengan pemimpin dunia lainnya. “Pemimpin harus memenuhi tiga fungsi: 1. Menyediakan kesejahteraan bagi pengikutnya, menyediakan organisasi social di mana rakyatnya merasa aman, dan menyediakan mereka suatu bentuk kepercayaan. Orang-orang seperti Pasteur dan Salk adalah pemimpin dalam fungsi yang pertama, orang-orang seperti Ghandi dan Confucius, di satu pihak, dan Alexander, Caesar, dan Hitler di pihak lain, adalah pemimpin yang memenuhi fungsi yang kedua atau mungkin yang ketiga. Yesus dan Budha memenuhi fungsi ketiga. Mungkin pemimpin yang terbesar sepanjang waktu adalah Muhammad yang mengkombinasikan ketiga fungsi. Untuk Kriteria yang sama, Musa menduduki tempat kedua.” Ahmad Deedat ….. hal. 168        
    

Pendidikan Tinggi Bahasa Arab

Kegiatan Dakwah Masjid Zakaria

Info UMS