Warsito, S.Pd, M.P.I
Abba Eban dalam bukunya Sejarah Singkat Umat Yahudi menjelaskan
bahwa tokoh kunci agama Kristen adalah Paulus. Setelah kematian Yesus di tiang
salib, Paulus mengajarkan ajaran Kristen diluar umat Yahudi. Dia
berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah yang lain untuk mengajarkan ajaran
Kristen. Keputusan penyebaran Kristen diluar umat Yahudi membuahkan hasil,
jumlah umat Kristen bertambah dan terus bertambah dan sampai puncak kejayaannya
ketika Kaisar Romawi Konstantin menetapkan agama Kristen sebagai agama resmi
Negara. Sejak saat itu, agama Kristen tersebar keseluruh negeri Romawi.
Usaha Paulus dalam menyebarkan agama Kristen tentu
berbeda dengan dakwah Yesus. Semasa hidupnya, dakwah Yesus hanya terbatas pada
umat Yahudi. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam Injil Matius (15:24) ketika
ada seorang perempuan yang memohon bimbingannya, dia menjawab: "Aku diutus
hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Dr. Adian Husaini dalam Wajah Peradaban Barat
menjelaskan bahwa kekuatan Kristen sebagai sebuah keyakinan dan hukum semakin
mengakar di Eropa ketika Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada pertengahan abad
kelima Masehi. Sejak saat itu, Gereja memegang kekuasaan atas kerajaan-kerajaan
di Eropa. Semua kebijakan gereja menjadi kebijakan para Raja di Eropa. Gereja
menjual surat ampunan, mengintervensi ilmu pengetahuan, dan menetapkan zakat
atau pajak yang tinggi. Untuk memaksakan kebijakan dan ajarannya, gereja
membuat lembaga Inquisisi, sebuah lembaga yang menghukum kaum Heresy atau
orang yang tidak setuju dengan doktrin ajaran Gereja
Melihat banyak penyelewengan yang dilakukan
Gereja, masyarakat Eropa marah dan menjadi masyarakat yang anti agama. Bahkan
mereka menyebut masa ke-emasan umat Kristen yang menguasai Eropa sebagai The Darkness Age (zaman kegelapan). Ilmu mereka tidak berkembang, para ilmuan
banyak dibunuh karena kajian ilmiah mereka bertentangan dengan doktrin gereja,
bahkan dari kalangan gereja sendiri, banyak yang menentang kebijakan pemimpin
mereka dan menyatakan keluar dari Katolik kemudian membentuk Kristen Protestan.
Puncak kemarahan masyarakat benua biru adalah
revolusi perancis pada tahun 1785 M. Revolusi ini, kemudian diikuti oleh
revolusi Negara-negara eropa yang lain. Pengalaman dibawah kendali gereja membuat
masyarakat Eropa benci terhadap Agama. Mereka menolak agama masuk dalam
pemerintahan, masuk ke wilayah publik, dan membatasi agama hanya dalam gereja. Tidak
hanya itu, saking bencinya terhadap agama, mereka membebaskan kurikulum
pendidikan dari unsur agama. Kemarahan mereka terhadap Kristen, juga Nampak
dari pendapat-pendapat yang menyerang Tuhan. Salah pendapat yang anti Tuhan
adalah pendapat Nietzsche yang
berpendapat bahwa Tuhan telah mati. (Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, Misykat,
hal, 86). Sejarah Barat yang menolak agama ini yang disebut Sekuler.
Pengalaman kaum sekuler Barat tentang agama Kristen ini yang ingin
digeneralisir kapada semua agama termasuk Islam. Padahal Islam merupakan sebuah
tatanan hidup yang membuat bangsa Arab mendapat kemuliaan di mata semua Negara
di dunia, ia adalah undang-undang dan Negara yang menguasai dunia lebih dari
tujuh abad, ia sebuah tuntunan yang menjunjung tinggi ilmu dan melahirkan
ilmuan-ilmuan, Al-Battani adalah orang yang pertama menghitung berapa hari bumi
mengelilingi matahari, Al-Biruni adalah orang yang pertama menghitung keliling
bumi, ibnu Sina adalah ahli kedokteran yang bukunya Al-Qanun dipakai sebagai
buku induk di universitas-universitas Eropa selama 800 tahun, Al-Khawarismi
adalah orang yang pertama kali menemukan angka nol, dan masih banyak lahi
ilmuan-ilmuan yang menunjukan bahwa Islam adalah agama pro ilmu.
Selain masalah ilmu, Islam adalah sebuah hukum
yang mewajibkan pemeluknya memberi hak waris kepada perempuan, memberi mereka
kebebasan untuk belajar, bekerja, dan memiliki hak kepemilikan harta disaat
semua Negara pada saat Islam datang menghilangkan hak-hak perempuan tersebut.
Islam juga sebuah agama yang menjamin hak hidup, kepemilikan harta, kebebasan
berkeyakinan (beragama), dan agama yang menjaga nasab atau kejelasan keturunan,
serta menjaga akal. Inilah sebagian kelebihan agama Islam di atas agama yang
lain dan menjadikan Islam sebagai agama sekaligus undang-undang Negara. Wa
Allahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar