Selamat datang di blog membangun peradaban. silahkan tulis kritik dan saran

Pages

Kamis, 31 Desember 2015

SIFAT-SIFAT BURUK MANUSIA



Jamaah sidang sholat jumuah rokhimani wa rokhimakumullah
Kita pernah, bahkan sering mendengar orang disekitar kita, bagaimana dia mendo’akan supaya perdagangan seseorang bangkrut ketika dia menerasa dirugikan dalam transaksi jual beli, atau seseorang mendo’akan supaya seseorang meninggal dunia karena dia menjengkelkan, cepatnya orang mendo’akan keburukan pada orang lain disebabkan kekecewaan, Ini bisa terjadi pada suami yang mendoakan keburukan terjadi pada istri atau sebaliknya, anak kepada orang tua atau sebaliknya, kakak kepada adik atau sebaliknya, cepatnya orang mendo’akan keburukan kepada orang mungkin lain adalah satu sifat buruk manusiawi yang kita semua berpotensi melakukannya. Inilah yang disinggung Allah dalam surat Al Isra ayat 11
وًيَدْعُ الإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعاَءَهُ بِالْخَيْرِ وَكانَ الإِنْساَنُ عَجُوْلاً
Dan manusia berdoa untuk keburukan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan dan manusia adalah bersifat tergesa-gesa.

Dalam hal ini, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata : ayat ini menerangkan akan lemahnya manusia dari cara berpikirnya terhadap akibat dari sebuah perbuatan. Manakala marah, ia berdoa untuk diri dan keluarganya dengan kejelekan tanpa berpikir akibat sesudahnya bila Alloh mengabulkan apa yang ia ucapkan.
Jamaah sidang sholat jumuah rokhimani wa rokhimakumullah
Ada satu gambaran yang pernah terjadi kepada kita dengan versi yang lain, Allah swt menggambarkan sifat kita dengan firman-Nya
وَإذا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِى الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُوْنَ إلاَّ إيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إلَى الْبَرِّ أعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإِنْسَانُ كَفُوْرًا
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. dan manusia itu adalah selalu kufur(tidak berterima kasih) [al isro’ : 67]
Apabila kita ditengah lautan dan diombang-ambing oleh badai dan ombak, kita sudah tidak berfikir kalau kita seorang RT, RW, Lurah, Bahkan Presiden. Yang kita pikirkan adalah berdoa kepada Allah Rabb satu-satunya yang dapat menyelamatkan kita, tetapi apa yang terjadi ketika kita selamat berada di pelabuhan, kita lupa akan do’a kita, kita lupa akan kekhusu’an kita, bahkan sebagian kita sombong karena merasa hebat lepas dari maut. Ini gambaran Allah. Redaksi lain yang terjadi pada kita, mungkin dokter sudah lepas tangan akan penyakit pada keluarga kita, tidak kita kita bersandar kepada salain-Nya, tetapi bagaimana jika sembuh, seorang suami yang menunggui istrinya yang kritis dalam proses melahirkan, tetapi apa yang terjadi setelah selamat. Sifat kafur atau tidak tahu terima kasih ini yang berpotensi besar terjadi pada diri kita. Allah menegaskan sifat buruk manusia ini dalam ayat yang lain.
وَلَئِنْ أذَقْنَاهُ نَعْمَاءُ بَعْدَ ضّرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُوْلُنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُوْرٌ
Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata : Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku. Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga, [hud : 10]
Jamaah sidang sholat jumuah rokhimani wa rokhimakumullah
Mari kita mengingat kembali lintasan kejadian dalam kehidupan kita, berapa kali kita merasa sebagai orang kurang beruntung atau paling sengsara ketika suatu musibah mengenai kita, berapa kali kita menolak memberi bantuan kepada saudara atau orang lain padahal kita mampu melakukannya. Inilah sifat buruk yang diungkapkan Allah dalam surat Al Ma’arij ayat 19 – 21
إنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعاً إذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا وَإذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًا
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.  Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir”
Jamaah sidang sholat jumuah rokhimani wa rokhimakumullah
Apa penyakit orang yang bergelar Dr/ yang sudah selesai strata 3, dia kadang merasa gengsi mendengar nasehat atau masukan orang yang masih sarjana pendidikan, apa penyakit orang kaya, dia merasa layak untuk tidak mendengar nasehat atau pendapat orang miskin, perasaan cukup dan melampaui batas ini satu paket yang disampaikan oleh Allah
كَلاَّ إنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى أنْ رَءَاهُ اسْتَغْنَى إنَّ إلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى
Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, Karena Dia melihat dirinya serba cukup.  Sesungguhnya hanya kepada Robmulah kembali(mu). [al alaq : 6-8].
Sifat-sifat di atas, adalah sifat bawaan yang melekat pada diri kita sebagai manusia. Masihkah ada sifat buruk kita yang lain, tentu masih banyak. Untuk itulah Allah melabeli kebanyakkan manusia sebagai makhluk yang merugi. Allah berfirman:
وَالْعَصْرِ إنّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“ Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran”
Tahun 2015 telah berlaku, sepandai atau sehebat apapun, kita tidak dapat mengulanginya. Maka mari kita kubur keraguan kita akan hari pembalasan dengan iman kita, kita sadar akan maksud hidup ini, mari kita hapus amal keburukan kita dengan amal kebaikan kita, dengan amal baik, kita juga menjalin hubungan yang baik kepada sesama manusia dan kesesama makhluk Allah yang lain, serta menjalin hubungan baik kepada Allah. Mari kita berusaha menghindari sifat sombong, kikir, dengan saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran, dengan itu, kita akan segera sadar ketika berbuat salah dan akan segera bertaubat ketika berbuat dosa. Orang-orang beriman, beramal kebaikan, serta saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran seperti ini yang selamat dari jeratan keburukan sifat-sifat buruk.    




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Tinggi Bahasa Arab

Kegiatan Dakwah Masjid Zakaria

Info UMS