Jamaah sidang sholat jumuah rokhimani wa rokhimakumullah
Kita pernah, bahkan sering mendengar orang disekitar kita,
bagaimana dia mendo’akan supaya perdagangan seseorang bangkrut ketika dia menerasa
dirugikan dalam transaksi jual beli, atau seseorang mendo’akan supaya seseorang
meninggal dunia karena dia menjengkelkan, cepatnya orang mendo’akan keburukan pada
orang lain disebabkan kekecewaan, Ini bisa terjadi pada suami yang mendoakan
keburukan terjadi pada istri atau sebaliknya, anak kepada orang tua atau
sebaliknya, kakak kepada adik atau sebaliknya, cepatnya orang mendo’akan keburukan
kepada orang mungkin lain adalah satu sifat buruk manusiawi yang kita semua
berpotensi melakukannya. Inilah yang disinggung Allah dalam surat Al Isra ayat
11
وًيَدْعُ الإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعاَءَهُ
بِالْخَيْرِ وَكانَ الإِنْساَنُ عَجُوْلاً
Dan manusia berdoa
untuk keburukan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan dan manusia adalah
bersifat tergesa-gesa.
Dalam hal ini, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata : ayat ini menerangkan akan lemahnya manusia dari cara berpikirnya terhadap akibat dari sebuah perbuatan. Manakala marah, ia berdoa untuk diri dan keluarganya dengan kejelekan tanpa berpikir akibat sesudahnya bila Alloh mengabulkan apa yang ia ucapkan.
Jamaah sidang sholat jumuah rokhimani wa rokhimakumullah
Ada satu gambaran yang pernah
terjadi kepada kita dengan versi yang lain, Allah swt menggambarkan sifat kita
dengan firman-Nya
وَإذا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِى الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُوْنَ إلاَّ
إيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إلَى الْبَرِّ أعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإِنْسَانُ
كَفُوْرًا
Dan apabila kamu
ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia,
Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. dan manusia itu
adalah selalu kufur(tidak berterima kasih) [al isro’ : 67]
Apabila kita ditengah lautan dan
diombang-ambing oleh badai dan ombak, kita sudah tidak berfikir kalau kita
seorang RT, RW, Lurah, Bahkan Presiden. Yang kita pikirkan adalah berdoa kepada
Allah Rabb satu-satunya yang dapat menyelamatkan kita, tetapi apa yang terjadi
ketika kita selamat berada di pelabuhan, kita lupa akan do’a kita, kita lupa
akan kekhusu’an kita, bahkan sebagian kita sombong karena merasa hebat lepas
dari maut. Ini gambaran Allah. Redaksi lain yang terjadi pada kita, mungkin
dokter sudah lepas tangan akan penyakit pada keluarga kita, tidak kita kita
bersandar kepada salain-Nya, tetapi bagaimana jika sembuh, seorang suami yang
menunggui istrinya yang kritis dalam proses melahirkan, tetapi apa yang terjadi
setelah selamat. Sifat kafur atau tidak tahu terima kasih ini yang berpotensi
besar terjadi pada diri kita. Allah menegaskan sifat buruk manusia ini dalam
ayat yang lain.
وَلَئِنْ أذَقْنَاهُ نَعْمَاءُ بَعْدَ
ضّرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُوْلُنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إنَّهُ لَفَرِحٌ
فَخُوْرٌ
Dan jika Kami
rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan
berkata : Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku. Sesungguhnya Dia sangat
gembira lagi bangga, [hud : 10]
Jamaah sidang sholat jumuah rokhimani wa rokhimakumullah
Mari kita mengingat kembali lintasan kejadian dalam kehidupan kita,
berapa kali kita merasa sebagai orang kurang beruntung atau paling sengsara
ketika suatu musibah mengenai kita, berapa kali kita menolak memberi bantuan
kepada saudara atau orang lain padahal kita mampu melakukannya. Inilah sifat
buruk yang diungkapkan Allah dalam surat Al Ma’arij ayat 19 – 21
إنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعاً إذَا
مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا وَإذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًا
Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir”
Jamaah sidang sholat jumuah rokhimani wa rokhimakumullah
Apa penyakit orang yang bergelar Dr/ yang sudah selesai strata 3,
dia kadang merasa gengsi mendengar nasehat atau masukan orang yang masih
sarjana pendidikan, apa penyakit orang kaya, dia merasa layak untuk tidak
mendengar nasehat atau pendapat orang miskin, perasaan cukup dan melampaui
batas ini satu paket yang disampaikan oleh Allah
كَلاَّ إنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى أنْ
رَءَاهُ اسْتَغْنَى إنَّ إلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى
Ketahuilah !
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, Karena Dia melihat dirinya
serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada
Robmulah kembali(mu). [al alaq : 6-8].
Sifat-sifat di atas, adalah sifat
bawaan yang melekat pada diri kita sebagai manusia. Masihkah ada sifat buruk
kita yang lain, tentu masih banyak. Untuk itulah Allah melabeli kebanyakkan
manusia sebagai makhluk yang merugi. Allah berfirman:
وَالْعَصْرِ إنّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“ Demi masa,
sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi, kecuali orang-orang yang beriman,
beramal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam
kesabaran”
Tahun 2015 telah berlaku, sepandai atau sehebat apapun, kita tidak
dapat mengulanginya. Maka mari kita kubur keraguan kita akan hari pembalasan
dengan iman kita, kita sadar akan maksud hidup ini, mari kita hapus amal
keburukan kita dengan amal kebaikan kita, dengan amal baik, kita juga menjalin hubungan
yang baik kepada sesama manusia dan kesesama makhluk Allah yang lain, serta
menjalin hubungan baik kepada Allah. Mari kita berusaha menghindari sifat
sombong, kikir, dengan saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran, dengan
itu, kita akan segera sadar ketika berbuat salah dan akan segera bertaubat
ketika berbuat dosa. Orang-orang beriman, beramal kebaikan, serta saling
menasehati dalam kebaikan dan kesabaran seperti ini yang selamat dari jeratan
keburukan sifat-sifat buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar